Rabu, 01 Juni 2011

Kita Independen Tetapi Tidak Terisolasi


Saya seorang independen fundamental Baptis. Itulah saya dan akan selalu demikian.

Saya menjadi seorang independen fundamental Baptis karena pengakuan pribadi saya. Saya bersyukur kepada orang yang telah mengajar saya tentang hal ini dan warisan yang boleh saya terima atas pengajaran ini.

Orang-orang independen fundamental Baptis sepanjang sejarah telah membayar harga yang mahal untuk menjadi independen dari kendali denominasi jemaat-jemaat dan sekolah-sekolah Alkitab mereka. Mereka telah mempertahankan keindependenannya dari teologi liberal yang menyerah hal-hal fundamental dari iman kita. Mereka telah melahirkan generasi-generasi hamba Allah yang independen. Para pelayan itu adalah gembala yang setia, misionaris, penginjil yang telah memberikan dampak besar bagi Kristus di dunia.

Kita telah belajar nilai dan mempertahankan keindependenan kita. Namun, akhir-akhir ini banyak jemaat independen menjadi terlalu independen sehingga praktis terisolasi satu dengan yang lain. Jadi, karena ketidaktahuan akan makna independensi dan karena terlalu jaim (jaga imej) keindependenannya, kita jarang/tidak bisa bekerjasama untuk pekerjaan Tuhan.

Orang percaya dari berbagai jemaat HANYA berkumpul untuk “fellowship”/persekutuan seperti pertemuan gembala atau konferensi bersama.

Fellowship seperti itu baik dan tidak menjadi soal, tetapi fellowship tidak menjadikan pekerjaan Tuhan serta-merta berjalan. “Karya” membuat pekerjaan Tuhan bergulir. Alkitab banyak berbicara tentang karya dan usaha yang berhubungan dengan tanggung jawab orang percaya. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1Kor. 15:58).

Dalam penghargaan dan penerapan kita akan keindependenan itu, kita telah membentuk sederet alasan ketidakbisaan kita untuk bekerjasama—beberapa hal memang penting, tetapi banyak yang remeh. Sayang bahwa independensi telah terfragmen-fragmen menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Kelompok-kelompok itu secara umum tidak berfellowship, apalagi bekerjasama. Hasilnya, jemaat yang kuat akan merasa kuat dengan sendirinya dan tidak mau menolong yang lemah, sementara yang lemah pun selama bertahun-tahun tetap ada dalam kondisi yang memrihatinkan.

Padahal, 1 Korintus 3 mengatakan bahwa kita adalah kawan sekerja bersama dengan Allah, atau tetapnya sama-sama pekerja dan bekerja bersama Allah. Karena itu, saya percaya bahwa kita seharusnya bekerjasama untuk saling menguatkan karena:

1. Cakupan Tugas (Mrk. 16:15)

Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk membawa berita Injil keselamatan yang mulia ke seluruh dunia. Saat ini, ada hampir 7 miliar jiwa. Sebagian besar mereka pelum pernah mendengar tentang Kabar Baik. Sati jemaat lokal saja tidak akan pernah bisa mencapai tujuan itu. Bekerja sama, berjuang bersama, bahu-membahu kita bisa menjangkau dunia, bukan bagi nama gembala pribadi atau nama jemaat, tetapi nama Yesus, Sang Kepala Jemaat.

2. Fokus Tunggal Berita Kita (1Kor. 3:11)


Fokus berita kita hanya satu, yaitu: YESUS! Yang diperlukan dunia ini adalah YESUS. Yang dibutuhkan kota dan negara kita adalah Yesus, bukan diri Anda atau jemaat Anda. Kita didorong untuk bekerja sama karena keselamatan itu hanya ad adi dalam nama Yesus, bukan karena Anda adalah orang yang paling benar dan alkitabiah membangun jemaat Anda!

3. Prinsip Alkitab (1Kor. 3:4-6)

Jelas bahwa pekerjaan Paulus dan Apolos itu berbeda. Mereka menarik pengikut yang berbeda yang segera dapat mengetahui perbedaan mereka. Setiap kelompok tahu siapa yang memimpin mereka dan dikenali dengan namanya. NAMUN, Allah memberkati baik usaha Paulus maupun Apolos. Mereka bekerja ke arah tujuan yang sama. Paulus menjelaskan situasi ini dan ditulis atas inspirasi Roh Kudus. Dia mengatakan bahwa bukan dia atau Apolos—tetapi pekerjaan Allah dan Allah yang memberikan pertumbuhan. Bagaimana dengan Anda? Berhentilah membaca dan renungkan sejenak … siapakah yang mendapat kredit atas pelayanan yang Anda kerjakan … Gembala A yang terkenal baik … atau Gembala B yang hebat dalam pengajaran kebenaran … atau Penginjil C yang kokoh mempertahankan kebenaran … atau YESUS?

Menjawab keberatan:


Beberapa orang keberatan bekerja sama dengan orang yang tidak sama persis dengannya. Mereka akan mengatakan, “Alkitab berkata bahwa kita harus mempertahankan iman kita. Kita harus melawan mereka yang tidak percaya sebagaimana yang kita percayai.”

Ya, benar bahwa kita harus mempertahankan iman kita.” Yudas 3 mengatakan, Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.”

Namun, dari SIAPA kita harus mempertahankan iman kita? Yudas 4 berkata, “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.”

Banyak jemaat independen memakai banyak energy untuk “mempertahankan” diri atas masalah musik, cara berpakaian, dan siapa yang lebih benar. Saya tidak mengatakan bahwa itu semua tidak penting. Itu juga penting! Namun, Yudas mengajarkan bahwa kita harus mempertahankan iman kita terhadap yang “fasik, pencemooh, dan penyangkal Tuhan.”

Sayang sekali memang jika ada gembala yang merasa perlu “berperang” melawan tiap jemaat Baptis independen yang bukan merupakan salinan persis jemaatnya. Anggapan diri sebagai yang paling benar, paling tahu, paling senior, dan paling-paling yang lain telah menghalangi kemajuan pekerjaan Tuhan.

Marilah kita mempertahankan iman kita dari orang yang menyangkal penciptaan. Marilah kita mempertahankan iman dengan para pemberita yang memberitakan keselamatan atas “perbuatan.” Marilah mempertahankan iman terhadap mereka yang menyangkal ketuhanan Yesus Kristus. Marilah mempertahankan iman dari kejam dan kejinya pengajaran injil kemakmuran dan kesehatan. Marilah mempertahankan iman dari orang yang menyesatkan jiwa dari Kristus. Ada banyak hal yang memang bisa kita lawan. Marilah lawan mereka!

4. Kasih Allah (Yoh. 13:34-35)

Menyalahkan tanpa keinginan untuk memperbaiki menunjukkan bahwa kasih Allah tidak sungguh-sungguh nyata dalam hidup kita. Ketidaksadaran akan keberadaan diri sendiri dengan menganggap diri paling benar juga menyatakan bahwa kasih kepada diri sendiri juga tidak nyata/ada. Pembenaran diri sendiri menutup pembelajaran dan pasti akan berujung pada otoritarian. Tak akan pernah ada evaluasi atau otokritik. Sungguhkah apa yang kita kerjakan ini karena kasih kepada Tuhan dan kebenaran-Nya atau egoism pribadi?

5. Keharmonisan Roh Kudus

Kita adalah tubuh Kristus. Tubuh ini dirancang dengan berbagai bagian yang berbeda. Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa “perbedaan tidak sama dengan kekurangan.”

Roh Kudus menyatukan kita dalam tubuh Kristus (Kej. 12:13-14). Kita mengotbahkan ayat ini bagi jemaat lokal kita dan itu penerapan yang benar. Namun, penafsiran yang tepat dari teks tersebut berbicara tentang seluruh tubuh orang percaya. Kita SEMUA harus bekerja sama seperti tubuh jasmani yang memiliki banyak anggota tubuh.

6. Identifikasi Musuh Sejati Kita (Ef. 6:11-12)

Kita memiliki musuh yang agresif dan jahat! Kita berperang melawan Iblis. Ladang pertempuran perang ini sekarang adalah wilayah kekuasaan Iblis. Tidak ad adi antara kita yang bisa menjadi Rambo bagi Allah—sendirian bisa mengalahkan pasukan musuh. Kita adalah prajurit dalam pasukan Allah. Prajurit harus bekerja sama, fokus pada musuh yang sama. Marilah kita bukan hanya berdiri bersama—tetapi maju bersama melawan Iblis!

7. Kenyataan Bahwa Satu-satunya Kerajaan yang Harus Kita Bangun adalah Kerajaan Allah

Kita harus berpikir bahwa “orang terbaik adalah orang yang berbuat yang terbaik.” Kita semua mudah jatuh dalam dosa yang menyedihkan: KESOMBONGAN. Orang yang memimpin rentan dengan dosa ini. Anggapan diri dan jemaat yang paling benar rentan akan kesombongan. Ketaatan mutlak tanpa tanya kepada pemimpin merupukan pencobaan alami dalam membangun kerajaan sendiri. Kita harus benar-benar hati-hati dalam menyatakan diri kita pada diri sendiri dan orang yang mengikut kita prinsip 2 Korintus 4:5, “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.”

Saya sama sekali tidak menyarankan bahwa kita bisa bergabung dengan siapa saja dan membuat kemitraan jangka panjang. Namun, saya menegaskan agar kita tidak mengompromikan pengakuan iman kita Karena Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa kita seharusnya bekerja sama, marilah kita berusaha mencari kesempatan untuk bekerja sama bagi kemuliaan Allah. Kita bisa bekerja sama untuk proyek-proyek khusus atau even khusus. Bagaimana jika kita bisa membantu jemaat lain memperbaiki sumber daya mereka, atau prasarana mereka, atau memfasilitasi jemaat lain agar bertumbuh sehat dengan prinsip yang benar sesuai Alkitab. Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan bekerja sama. Janganlah takut bahwa kita akan kehilangan domba atau domba kita akan direbut dst. Bukankah kita tidak sedang membangun “kandang” buat kita sendiri? Bukankah kita sedang mengupayakan kemuliaan Allah melalui jemaat-Nya?

Saya sangat yakin bahwa karena Kristus, berita keselamatan, dan kerajaan Allah akan maju karena kerjasama jemaat-jemaat dan gembala Baptis independen.

Saat kaum Baptis independen bekerja sama, kita dapat mencapai dan menjangkau lebih banyak daripada jika kita melakukannya sendirian! Kita memang independen, tetapi sesungguhnya, kita juga interdependen.

--allofgrace--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar