Jumat, 15 April 2011

Komitmen yang Sesungguhnya (1Kor. 15:58)


Saudara, komitmen adalah tekad yang kuat, kemauan yang tinggi untuk melakukan sesuatu. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1Kor. 15:58). Dari ayat ini, kita akan merenungkan apa yang dimaksud dengan komitmen yang sesungguhnya.
Pertama, komitmen yang sesungguhnya itu adalah komitmen yang teguh (1Kor. 15:58a). ‘Teguh’ (Yun. hedraicos) berarti tidak tergoyahkan … yang mengacu pada keteguhan iman. Keteguhan komitmen itu tampak nyata keyakinan Anda. Keyakinan itu berhubungan dengan iman Anda. Kiranya iman Anda tidak tergoyahkan. Uang tidak dapat membelinya. Tekanan tidak sanggup menggesernya. Memang harus ada yang dibayarkan oleh orang yang berkomitmen untuk memiliki keyakinan yang teguh. Namun, lebih banyak lagi harga yang dibayar bila Anda tidak memiliki iman yang teguh. Untuk itu, kita harus menyerahkan diri kita kepada Tuhan (Rm. 12:1) dan sesudah itu mengalami perubahan dari hari ke hari dan menjadi dewasa dalam Kristus (Rm. 12:2). Bila Anda berkomitmen terhadap iman Anda, Anda akan mengupayakan berbagai hal untuk menumbuhkan iman Anda itu baik dengan terus berdoa, membaca Alkitab, merenungkannya, mempelajarinya, rajin belajar dalam PA, setia dalam jam-jam ibadah, senantiasa bersaksi baik dengan perkataan maupun perbuatan, dsb.
Kedua, komitmen yang sesungguhnya adalah komitmen yang tidak tergoyahkan. (1Kor. 15:58b). ‘Tidak goyah’ (Yun. ametakinetos) berarti diguncang dengan sangat hebat, tetapi tetap tegar pada tempatnya. Kata ini berhubungan dengan serangan pencobaan dan juga penganiayaan. Apapun yang terjadi kita harus tidak tergoyahkan dalam hal mencapai tujuan hidup kita—melayani Tuhan kemuliaanNya (Ibr. 12:1-2). Tujuan itu lebih berharga daripada popularitas, posisi, kedudukan atau apapun di dunia ini. Saat melayani pun demikian. Berbagai guncangan dapat membuat hamba Tuhan mengundurkan diri dari pelayanannya baik dari diri sendiri, keluarga, maupun orang-orang yang dilayani. Akankah itu membuat kita goyah? Jangan goyah!! Kesetiaan kita dihargai Tuhan (Mat. 25:21, 23).
Ketiga, komitmen yang sesungguhnya adalah komitmen yang melimpah-limpah (1Kor. 15:58c). Alkitab kita menggunakan kata ‘giat’ yang sesungguhnya berarti melimpah-limpah (Yun. perisseuo) baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan kata lain, kita harus semakin giat dalam pekerjaan Tuhan baik secara kualitas maupun kuantitas (band. 1Kor. 1:5; 8:7). Dari waktu ke waktu, antusiasme kita akan hal-hal rohani harus semakin meningkat. Kegiatan itu memang dapat melelahkan secara fisik. Namun, iman yang bertumbuh, rohani yang matang jelas tidak akan sebanding dengan segala jerih lelah itu. 
Saudara, Allah sesungguhnya tidak menuntut kita melakukan hal yang terlalu sulit ataupun mustahil untuk kita lakukan. Dia hanya meminta kita setia pada apa yang sudah menjadi komitmen kita saat kita percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan benar-benar mempercayakan hidup kita kepadaNya.

-all0fgrace-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar