Jumat, 25 Maret 2011

APA YANG ORANG PERCAYA HARUS HENTIKAN?



Banyak orang memiliki kebiasaan buruk. Namun, kebiasaan buruk ini tidak seperti menggigit kuku atau makan secara berlebihan. Ini kebiasaan buruk yang lebih sulit dan jauh lebih berbahaya. Kebiasaan-kebiasaan itu cenderung MERASUKI ketika hidup bergulir ke arah yang tidak setujui. Ini merupakan sikap atau perilaku yang cenderung selalu ada ketika harapan atau impian kita tidak terpenuhi—saat harapan kita hancur menjadi kekecewaan.
Hidup ini penuh dengan pengingat bahwa kita sebenarnya tidak memegang kendali. Dan ketika pengingat itu dating—seperti seember air dingin—itu bisa mengejutkan kita ke siklus berpikir duniawi. Itu dapat membawa kita ke dalam spiral penderitaan emosional dan spiritual. Itu dapat membawa keluar pola pikir yang paling bersifat daging dari hati kita.
Jika Anda belum pernah mengalami kejadian ini, Anda pasti akan segera mengalaminya. Ini mungkin sesuatu yang kecil seperti bangun kesiangan atau besar seperti krisis besar kehidupan—tapi pasti, sesuatu dalam hidup Anda, segera, tidak akan terjadi seperti yang diharapkan atau direncanakan. Berikut pertanyaannya. 

Ketika itu terjadi, bagaimana Anda akan meresponsnya? 

Perkenankan saya menyarankan tindakan berikut. Ada sepuluh respons, tetapi di sini kita melihat lima yang pertama: 

  1. Berhenti mengeluh, mulai bersyukur (Mzm. 6:7). Cobalah lihat Alkitab dan periksalah kata "menggerutu" dalam berbagai bentuknya. Anda akan melihat bahwa Allah menilai “mengeluh” dengan sangat serius. Dan sebaliknya, Dia memerintahkan kita berulang kali dalam FirmanNya untuk bersyukur kepada-Nya—dalam segala hal dan untuk segala sesuatu. Jadi, bila ada sesuatu yang salah, mulai sekarang. Jangan mengeluh. Jangan menggerutu. Itu membuang energi emosional. Menggerutu itu melawan Allah—itu merupakan serangan terhadap kedaulatan-Nya (Bil. 11:1). Jangan melakukannya. Sebaliknya, tempuhlah jalan metinggi dan katakana "Terima kasih!". Ini mungkin itu tampak mustahil. Kita mungkin merasa canggung. Tetapi itulah ketaatan, dan itu langkah pertama untuk memiliki sukacita sejati, bahkan ketika segalanya tidak berjalan sesuai dengan rencana.
  2. Berhentilah bermuram durja (Kej. 4:5-6), mulailah berharap—mengeluh, entah disimpan dalam hati atau diucapkan di mulut, merupakan beban berat yang membebani jiwa. Beban itu sungguh berat dan memberatkan. Itu menyarati hati dengan mengasihani diri sendiri dan perasaan palsu "Aku pantas mendapatkan yang lebih baik." Mengasihani diri sendiri merupakan perangkap menyedihkan—jangan pergi ke sana. Bermuram durja merampas inti berkat kehadiran Allah dan kuasa di tengah-tengah ujian. Itu mendukakan Roh Kudus. Memilih untuk bermuram sama dengan memilih untuk memperpanjang dan bahkan memperburuk penderitaan kekecewaan. Putuskan bahwa bermuram durja harus berhenti sekarang. Tidak ada acara untuk mengasihani diri sendiri. Sebaliknya, tetapkanlah untuk berharap pada Tuhan, tidak peduli entahkah jalan hidup itu berkelok-kelok ataupun naik-turun.
  3. Berhentilah iri hati, mulailah melayani (Kej. 37:11, Ayb. 5:2). Pertama kita mengeluh, kemudian muram, lalu iri. Kita mulai melihat orang lain dan membandingkan. Kami mulai tabulasi dan menghitung. Dan dalam pikiran daging kita, kita selalu saja kurang. Orang lain memiliki lebih baik. Orang lain lebih mudah mendapatkanya. Itu merupakan permainan pikiran yang tidak akan pernah kita menangkan. Perbandingan mengarah ke iri hati dan ketidakpuasan. STOP! Bergumam, bermuram durja, iri hati. Hentikanlah siklus itu dan mulailah melayani. Ya! Dari mana pun Anda beradakekecewaan, beban—bangkitlah, kibaskanlah debu dari pakaian Anda, balutlah luka anda, dan ulurkanlah tangan untuk membantu orang lain. Ada orang yang mengalami lebih buruk. Ada orang yang lebih sakit lagi. Ada orang yang lebih kecewa. Seseorang menghadapi pergumulan lebih keras (100 kali) sekarang! Cari mereka dan bantulah mereka—dari tengah-tengah kesulitan Anda, lakukan sesuatu untuk menjadi berkat buat orang lain.
  4. Berhentilah mengkritik, mulai mengangkat (1Tim. 5:13). Jika Anda mempunyai tiga kebiasaan buruk yang pertama, yang keempat akan mengikuti dengan cepat. Setelah Anda mengeluh, bermuram durja, dan iri hati, langkah selanjutnya adalah mengkritik. Tidak butuh waktu lama hingga Anda mulai berbicara tentang semua isu yang Anda lihat dalam diri orang lain. Anda akan menemukan hati menyedihkan lain, telinga yang mau mendengarkan keluh-kesah Anda, dan Anda akan mulai menyerang orang lain, seperti binatang terluka. Hal-hal yang Anda makan Anda akan mulai keluar—apa yang diucapkan orang keluar dari kelimpahan hatinya. Dari balik rasa sakit dan mengasihani diri sendiri, satu-satunya cara Anda untuk merasa sedikit lega adalah untuk menyayat orang lain dan membesar-besarkan kegagalan mereka. Ini merupakan taktik menyedihkan, tetapi agak seperti narkotika rohani. Ini membuat Anda merasa lebih baik sementara dan dapat menjadi candu. Pilihlah untuk berhenti mengkritik dan mulailah bersemangat. Orang-orang yang bersyukur dalam genggaman kasih karunia Allah yang menakjubkan selalu melihat yang terbaik dalam diri orang lain dan menunjukkan hal itu. Dengan semangat 1 Korintus 13, mereka memahami bahwa kasih itu menanggung segala sesuatu, percaya segala sesuatu, dan mengharapkan segala sesuatu.
  5. Berhenti mengecilkan hati, mulai memotivasi (Kol. 4:6). Orang yang mengeluh, bermuram durja iri hati, dan memfitnah akhirnya akan menjadi pematah semangat. Kata lain untuk apa ini adalah "keras/kasar." Ini terjasi ketika gerutuan Anda, semangat bersungut-sungut Anda mulai menjalar ke dalam hubungan Anda dengan nada keras dan kata-kata tajam. Ini adalah ketika orang yang Anda kasihi dirugikan oleh kegelisahan Anda, dihambat oleh kemarahan Anda, atau terluka oleh penghinaan Anda. Siapapun bisa menjadi pematah semangat—yang diperlukan adalah sedikit kedagingan dan lepas kendali lidah.
Sebaliknya, pilihlah untuk mendorong orang lain. Gantilah kekerasan dengan kelemahlembutan. Gantilah kemasaman dengan kepedulian. Gantilah penghinaan dengan inspirasi. Semua orang membutuhkan dorongan!

Ketahuilah bahwa kelima hal di atas tidak akan membantu untu membuat segalanya menjadi benar. Renungkanlah ini—terlepas apa pun yang terjadi saat ini dan apa yang Anda miliki sekarang. Anda dikelilingi oleh orang-orang—yang masing-masing memiliki kesempatan untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Daripada turun ke dalam lima perilaku ini, ambillah jalan yang berbeda. Pilihlah kata-kata Anda seperti seorang artis memilih kuas dan warna. Pilih perbuatan Anda seperti seorang desainer memilih elemen-nya. Ambil setiap saat dan setiap hubungan dan ubahlah menjadi sebuah kesempatan untuk membangun, melayani, bertumbuh, dan membantu.

Orang percaya harus benar-benar berhenti mengeluh, bermuram durja, iri, mengkritik, dan melemahkan. Kita akan membahas lima hal lain. Terima kasih atas kunjungan Anda, dan kiranya ini dapat menginspirasi Anda! —allofgrace—

Tidak ada komentar:

Posting Komentar