Kamis, 19 Mei 2011

Ibu yang Mengajar Anak-anaknya (2Tim. 1:5-8)



Kebenaran itu harus diajarkan dengan tulus ikhlas. Kata ‘tulus ikhlas’ di ayat 5 berarti tidak pura-pura atau tidak munafik (Rm. 12:9; Yak. 3:17). Kebenaran yang harus diajarkan oleh orangtua kepada anak-anaknya adalah:
Pertama, tentang keselamatan (2Tim. 1:5). Ibu mengajarkankan iman kepada anaknya karena demikianlah yang diajarkan neneknya (ay. 5a). Orangtua harus menyadari bahwa anak-anaknya perlu mendengar tentang iman yang menyelamatkan, yaitu iman kepada Tuhan Yesus Kristus (ay. 5b). Ingat, bahwa figur ibu dapat menjadi penginjil yang hebat ketika ia memenangkan anak-anaknya.
Kedua, tentang pelayanan (2Tim. 1:6). Ibu justru harus menjadi pendorong pelayanan yang baik bagi anak-anaknya. Iman yang sudah ditanamkan itu, akan membuat anaknya berkobar-kobar dalam pelayanan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Dan untuk menanamkan hal itu, perlu figur ibu yang juga memiliki iman dan yang mengerti akan rencana Tuhan bagi anak-anaknya. Melayani hendaknya menjadi hal terbaik yang ditanamkan orangtua kepada anak-anaknya (Rm. 12:11; Gal. 5:13; 1Ptr. 4:10)  
Ketiga, tentang kasih karunia (2Tim. 1:7). Ibu perlu mengajarkan bahwa, dengan iman, Allah tidak memberikan roh ketakutan sehingga tidak ada alasan bagi anak-anak untuk tidak melayani (Mat. 10:45). Tuhan memberikan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban (disiplin). Figur orangtua yang dikehendaki Allah adalah orang yang memahami hal ini, bahkan mengembangkannya sesuai talenta dan kapasitas anak-anaknya untuk melayani Tuhan (Ef. 6:4).
Keempat, tentang pengorbanan (2Tim. 1:8). Ibu perlu mengajarkan pengorbanan kepada anak-anaknya. Melayani itu perlu pengorbanan sebagaimana mengikut Tuhan Yesus (Luk. 16:24). Dengan iman dan keberanian dari Tuhan, melayani menjadi pilihan yang terbaik, meskipun itu harus mengorbankan banyak hal. Orang tua harus berperan aktif dalam mengajar anak-anaknya menjadi murid Kristus yang setia (misal: terus mengajar dan mendorong anak ke gereja, persepuluhan, melayani, dll). Orangtua perlu mendukung anaknya untuk melayani, menjadi murid Kristus yang efektif bagi dunia.
Saudara, kita harus sungguh-sungguh memperhatikan kerohanian anak-anak kita. Dan kita baru akan bisa menanamkan hal-hal rohani kepada anak-anak, jika kita juga antusias akan hal-hal rohani: tekun berdoa, mau belajar Alkitab, setia berbakti, rela bersaksi, dan menjadi teladan. Ingat, orangtua diberi tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya. Ini berarti bahwa selama orangtua masih hidup, anak-anak mereka tetap menjadi tanggung jawab kita. Kitalah yang harus menanamkan hal-hal rohani, yaitu kebenaran-kebenaran Alkitab, yang akan memampukan mereka hidup di tengah berbagai terpaan gelombang kehidupan dunia.     

--allofgrace--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar