Senin, 06 Juni 2011

Langkah Menuju Penyimpangan (Kej. 13:1-13)


--allofgrace--

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, ada banyak contoh di dalam Alkitab yang mengingatkan kita pada kehidupan orang pada masa kini. Salah satu di antaranya ialah Lot. Lot mengingatkan kita betapa akan bahayanya menyimpang dari kehendak Tuhan. Sesungguhnya, Lot memiliki kesempatan untuk menjadi hamba Allah yang setia saat dia berjalan bersama pamannya, Abraham, sahabat Allah. Namun, Lot memilih jalannya sendiri. Dan apa yang tampaknya lembut, manis, dan indah itu telah membawanya kepada penyimpangan. Perhatikan langkah-langkah menuju penyimpangan ini:
Pertama, lemah dari kesetiaan dan ketaatan (Kej. 13:5). Lot memiliki domba, lembu, dan kemah. Namun, dia sama sekali tidak pernah mempersembahkan korban di atas mezbah. Abraham membangun mezbah dan mempersembahkan korban (Kej. 12:7-8; 13: 4, 18). Ke mana pun Abraham memindahkan kemahnya, dia selalu membangun mezbah bagi Tuhan. Mezbah ini menggambarkan kesetiaan kepada Allah. Mata akan melihat apa yang dikasihi hati. Lot tidak memandang kepada Tuhan tetapi kepada kesuburan lembah Yordan. Tanpa adanya mezbah, tanpa adanya hubungan dengan Tuhan, tanpa adanya kesetiaan, Lot berjalan dengan penglihatan dan bukan iman (Kej. 13:10). Apa yang dilihatnya sebagai sesuatu yang subur dan melimpah telah membuatnya menyimpang dari iman kepada Tuhan dengan melupakan Tuhan. Lot memang mudah mendapatkan semua yang dilihatnya, namun semuanya itu juga hilang hanya dalam sekejap (Kej. 19:3). Jika kesetiaan kita kepada Allah lemah, maka kita hanya menunggu waktu untuk hilangnya milik kita.
Kedua, dipenuhi dengan keinginan duniawi (Kej. 13:10). Mezbah persembahan menjaga kita ada dalam perspektif/fokus yang benar yaitu Allah (Mzm. 37:4). Jika kita menempatkan Allah di tempat yang utama sebagaimana seharusnya, prioritas kita pun akan benar. Lot mengutamakan hal duniawi karena keinginan duniawinya. Keinginan rohani hanya ada bila ada persekutuan yang baik dengan Tuhan. Lot memandang pada kekayaan (1Tim. 6:10). Lot menginginkan kesenangan duniawi. Lot memandang pada hal-hal jasmani, Lot mengharapkan hal-hal yang fana, dan Lot kehilangan harta yang kekal.
Ketiga, salah dalam mengambil keputusan (Kej. 13:11). Kita tidak mungkin dapat membuat keputusan yang benar jika kita dipenuhi dengan keinginan duniawi dan tidak lagi setia. Musa mengambil pilihan yang benar karena matanya tertuju kepada yang benar dan mengharapkan yang benar (Ibr. 11:24-25). Dengan keputusan yang salah itu, hilang pula standar hidup Lot. Dia mau mengorbankan kemurnian demi mendapatkan kedamaian semu (19:4-8). Benih keturunannya tidak lagi hidup dalam kebenaran—dua orang binasa di Sodom dan dua lagi karena dosa. Isterinya binasa, kewibawaannya pun lenyap (Kej. 19:14). Kata-katanya tidak lagi punya pengaruh karena hidupnya tidak memberikan kesaksian yang baik. Ingat, jika perilaku pembawa pesan berlawanan dengan pesannya, pesan itu akan menjadi sia-sia.
Saudara, kehidupan Lot merupakan peringatan bagi kita akan bahayanya penyimpangan. Penyimpangan itu dimulai dari pengabaian kesetiaan kepada Allah yang diikuti dengan keinginan duniawi dan keputusan yang salah. Hati-hati jangan sampai Anda menyimpang!—aog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar